Rabu, 07 Maret 2012

kehidupan


  Pacarku beda agama
oleh teman.....
Aku menurunkan kalung salib yang tergantung dimobilku, kalung salib oleh-oleh dari omku waktu ziarah ke tanah perjanjian. Kalung itu sudah menghiasi mobilku sejak 3 tahun yang lalu, tepatnya sejak mobil Yaris ini aku miliki. Tapi hari ini ketika aku mau menemui Bundanya Ilham, aku ingin menyembunyikannya di laci mobilku. Aku tidak ingin kalung salib itu menjadi sesuatu penghalang bagi pertemuan kami. Hati kecilku berontak:” Dasar pengkhianat, kamu benar-benar seperti Petrus yang menyangkal Yesus, saat Dia mau disalibkan.” Aku ingin membujuk hati kecilku untuk tidak mengoceh, paling tidak sampai saat pertemuan sore ini berlalu. Tapi hati kecilku tetap bandel dan terus-terusan bilang, bahwa aku pengkhianat. Aku menyerah, perasaan bersalah menyelinap pelan menyentuh sanubariku, membuatku menghela nafas dalam. :” Untuk hari ini saja Tuhan, ampuni aku” Pintaku serius.
Aku mengeluarkan selendang biru yang aku beli kemarin, persiapan kalau aku harus menutup rambutku ketika bertemu dengan Bundanya Ilham.
Hai Mariam…” Ilham menyambutku ramah. Aku mengkerutkan keningku mendengar namaku dipanggil. Namaku Maria…tanpa “m”, tapi sore ini Ilham menambahkan “m” dibelakang namaku. Sekali lagi aku menghela nafas panjang. “Seberat inikah memperjuangkan cinta diantara perbedaan? “ Keluhku dalam hati.
Bunda Ilham menyambutku memperhatikanku dari atas sampai bawah. Sepertinya beliau kurang suka melihat aku yang tidak menutup kepalaku.
Aku mengurai senyumku, berharap dengan senyumanku suasana akan mencair, tapi harapanku sia-sia terbang dibawa angin. Suasana tetap tampak tegang.
Kapan kalian menikah?” Pertanyaan yang membuatku reflek menelan makanan yang baru mengetuk pintu kerongkonganku, aku jadi tersedak. “Kapan kami menikah?” Pertanyaan yang aku dan Ilhampun sampai sekarang belum mampu menjawabnya.
Apa lagi yang kalian tunggu?” Bunda Ilham melanjutkan tanpa menunggu jawabanku.
Apa yang kami tunggu?” Aku mengulang pertanyaan itu dalam hati. Kami menunggu kata sepakat. Apakah kami akan menikah dengan salah satu dari kami mengalah untuk pindah keyakinan, atau tetap dengan agama kami masing-masing.
Sebetulnya pacaran itu tidak boleh.” Bunda Ilham melanjutkan lagi, beliau bicara tanpa perlu menunggu jawabanku.
Kalian tahu ada yang disebut hubungan nonmahram, yaitu larangan berkhalwat (berdua-duaan). Ada pula aturan yang lain, yaitu jika ingin berbicara dengan nonmahram, maka seorang perempuan harus didampingi oleh mahram aslinya. Misalnya, seorang siswi SMU yang ingin berbicara dengan temannya yang laki-laki harus ditemani oleh bapaknya atau kakaknya. Dengan demikian, hubungan nonmahram yang melanggar aturan di atas adalah haram. Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.? Renungkan nasehat Bunda ini, kalian mengerti kan maksud Bunda?” Kata Bunda Ilham lagi. Aku terdiam. Ilham yang menjawab: “ Ya bunda kami mengerti.”
Dan kamu Mariam, kamu mengerti maksud saya kan?” Tanpa di duga Bunda Ilham bertanya langsung padaku yang membuat aku gelagapan.
Ya bu saya mengerti. “ Jawabku pelan. Sangat pelan, sampai aku sendiri tak mampu menangkap suaraku dengan jelas.
Hari ke 3 sejak pertemuan di rumah Ilham itu, dia menemuiku.
Maria,.” Ilham memanggilku tanpa menambah “m” lagi.
Ya.”
Bunda terus mendesakku.”
Aku tahu, tapi kita berdua sama-sama tahu, bahwa kita sedang memutuskan sesuatu yang sangat sulit.” Jawabku. Aku melihat Ilham yang diam begitu saja. Aku sangat mengerti pasti Ilham juga menemui kebingungan yang kadarnya sama tingginya denganku.
Belum lagi bila kami harus bertemu mamaku, pasti kesulitan baru akan kami temui, karena dengan mudah mama akan mengenali siapa seorang Ilham dari namanya saja, tak mungkin bagiku mengubah nama Ilham, semudah Ilham mengubah namaku. Dan aku akan bisa menebak apa yang akan dikatakan mama, akupun bisa memprediksi seberapa dasyat mama akan marah. Oleh karena itulah sampai hari ini, aku tak pernah berani membawa Ilham bertemu mama.
Tuhan kenapa cintaku harus jatuh pada Ilham, kenapa Engkau tak mengatur hatiku untuk mencintai pria lain?” Protesku pada Tuhan.
Apa Tuhan senang melihatku menghadapi kesulitan seperti ini?” Aku belum berhenti protes padaNya.
Maria…,” Ilham memanggilku lagi, membuatku menghentikan protesku pada Tuhan.
Ya.” Jawabku pendek. Aku melihat Ilham mengeluarkan sesuatu dari tas ranselnya.
Kamu tidak ingin seperti mereka?” Tanya Ilham dengan kelembutan yang selalu membuatku jatuh cinta. Aku melihat majalah yang diserahkannya padaku. Majalah itu berisi tentang artis-artis yang menjadi mualaf. Sekali lagi aku menyapu wajah Ilham dengan tatapanku.
Ilham, boleh aku bicara, tapi aku mohon jangan tersinggung ya?” Kataku, berusaha sepelan dan sehalus mungkin.
Bicaralah.” Kata Ilham dengan suara lembutnya, yang membuatku selalu merasa nyaman mendengarnya.
Banyak juga artis-artis yang masuk Kristen, dan kalau kamu membaca cerita mereka dari versi agama kami. Mereka itu mengatakan bahwa mereka telah menemukan jalan terang ketika mengenal Yesus. Kesaksian mereka sangat mengharukan bila kami baca, aku ulangi lagi ‘kami’ baca. Bagaimana perjuangannya menghadapi tentangan dari lingkunganya, dari keluarga dekatnya dan demi Yesus kristus, mereka rela meninggalkan keluarganya, rela menderita. Bagi kami mereka yang baru memeluk agama Kristen ini adalah orang-orang yang dahulu berjalan dalam kegelapan dan sekarang menemukan terang. Jadi menurutku, apabila kita memasuki agama baru dan meninggalkan agama lama kita, tentu bagi agama baru kita kita telah menemukan jalan terang, tapi bagi agama yang kita tinggalkan kita dianggap telah menuju kegelapan.”
Ilham terdiam mendengar khotbahku yang tanpa persiapan, tapi sepertinya dia setuju dengan kata-kataku barusan.
Kita akhiri pembicaraan kita ini sementara ya…? Sampai kita akan menemukan titik temu dan mengambil keputusan terbaik.” Pintaku pada Ilham. Pria lembut itu mengangguk. Dan kamipun berpisah.
Sambil berjalan menuju mobil tiba-tiba pikiranku melayang….seandainya aku jadi menikah dengan Ilham, bisa terjadi kemungkinan sepanjang hidupnya Ilham akan selalu merasa bersedih, karena tak bisa membawaku mengikuti kepercayaannya, mungkin dia akan berpikir, bagaimana aku bisa masuk surga, sedangkan aku terus dalam kegelapan, dan kesedihannya akan bertambah, karena aku juga tidak akan menutup kepalaku seperti keinginannya.
Akupun bisa jadi berlaku demikian juga sepanjang hidupku aku akan merasa bersedih, karena tidak bisa membawa Ilham kedalam kepercayaanku dan itu artinya binasa. Belum lagi bocah-bocah kecil yang akan ada diantara kami, tentu akan menimbulkan masalah tersendiri bila kepercayaan kami berbeda, tapi bPacarku beda agamaila salah satu diantara kami harus berpindah keyakinan, itupun rasanya sangat mustahil.
Aku menjalanlan mobilku pelan, kalung salib sudah kembali tergantung di tempatnya.
Bagiku jalan keselamatan dan hidup ada pada Yesus, dan ternyata hatiku tak mampu menukar kepercayaanku dengan yang lain. Walaupun untuk menukarnya aku akan mendapat hadiah “cinta seorang Ilham.” Tapi hati kecilku tak mampu kubohongi, aku meyakini kepercayaanku seteguh Ilham meyakini kepercayaannnya. Dan kepercayaan memang tak mungkin diperdebatkan, karena mustahil menemukan titik temu.
Aku menarik nafasku, aku sudah bisa mengambil keputusan hari ini. Aku tak mungkin meneruskan hubunganku dengan Ilham, karena kalau aku nekat melakukannya berarti aku telah dengan sadar teken kontrak dengan apa yang disebut masalah.